Pages

Friday, July 20, 2007

Malam di Pelataran

malam di pelataran
bertabur cahya gemintang berpendar ceria
bulan sabit cerah menampakkan rupa
laksana sang raja menitahkan jelata rakyatnya

malam di pelataran
kepak sayap dua ekor burung melintas diatas kepala
berputar bersuara seperti memberi sebuah pertanda

malam di pelataran
larut dalam derai tawa
mengkaji diri dalam permainan sandiwara
hanyut di canda ria
menoleh di getir pahit perjalanan dari sepi ke sepi
mengaduk ironi

ada yang tersisa disudut ruang hati
sendu pilu mengingatmu
berjuang diruang penantian

Kota Pudak, malam-malam bersama kawan kedanyang 20 Juli 2007

No comments:

Sepetak Sajak

Kau tidak menyebut nama-Ku
kau menyebut namamu

(Gatoloco, Asmaradana, Goenawan Mohammad)

----

aku ingin mencintamu dengan membabi buta-
dengan sebotol racun yang diteguk Romeo
tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi

aku ingin kau mencintaiku dengan membabi buta
dengan sebilah belati yang ditikamkan Juliet
ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi

(Aku Ingin, Autobiografi, Saut Situmorang)