malam di pelataran
bertabur cahya gemintang berpendar ceria
bulan sabit cerah menampakkan rupa
laksana sang raja menitahkan jelata rakyatnya
malam di pelataran
kepak sayap dua ekor burung melintas diatas kepala
berputar bersuara seperti memberi sebuah pertanda
malam di pelataran
larut dalam derai tawa
mengkaji diri dalam permainan sandiwara
hanyut di canda ria
menoleh di getir pahit perjalanan dari sepi ke sepi
mengaduk ironi
ada yang tersisa disudut ruang hati
sendu pilu mengingatmu
berjuang diruang penantian
Kota Pudak, malam-malam bersama kawan kedanyang 20 Juli 2007
No comments:
Post a Comment