Pages

Wednesday, October 24, 2007

Ranggalaweku Mabok



- tuk sebuah kota asal -


duduk melingkar di tepitepi jalan,
di tepitepi persimpangan dan di banyak sudut-sudut jalanan
dalam dzikir sumpah serapah
dengan bonjorbonjor sebagai kubah
setelah ongkek berdiri menepi

”satu centhak lagi, Kang” pinta mereka dalam tawar tawa
ya, satu centhak lagi akan mengantarmu pergi
setelah berjam-jam dilingkaran sumpah serapah
memasuki dunia mimpimimpi
terbang tinggi dari bumi Ranggalawe
tempat berpijak dan beranak-pinak


lupakan,
sepi penumpang sulitnya setoran
lupakan saja,
gagal panen musim kemarin
dan kencang angin laut tepiskan tangkapan
ya lupakan sejenak
tunggakan beberapa bulan biaya pendidikan kanak-kanak
juga lupakan
centang perentang kekuasaan kemarin hari
menghancurkan gedung-gedung kekuasaan, simbol-simbol kebusukan
menyisakan nyeri di balik jeruji besi


mari, mari pergi ke lain dunia penuh euforia
dengan kuasa ada ditangan kita
kita bangun rumah-rumah megah bermarmer mengkilat bertaman indah
yang disampingnya garasi luas dengan mercy dan jaguar berjajar


dan beberapa model mewah parkir dengan gagah


ayo, ayo pergi ke lain dunia penuh euforia
dengan kuasa ada ditangan kita
kita bagi-bagi kue kekuasaan di segala bidang
yang membentuk robot-robot setia tanpa idealisme demi sebuah jabatan


kita putuskan sejanak
alir deras darah Ranggalawe di uraturat kita
berperang menyerang ketidakadilan tatanan
menggenggam nurani sampai tetes penghabisan


bercengkerama di dunia penuh euforia
membangun kastil mimpi di siang hari
berdinding batubatu igauan dan pokok-pokok jati ilusi
membentuk wilayah utopia bagian dari negeri terluka



Notes:

  1. Centhak : adalah suatu tempat (digunakan sebagai Gelas) untuk minum toak terbuat dari bambu.
  2. Bonjor: adalah tempat persediaan toak terbuat dari bambu yang lebih panjang dan besar sebelum dituang ke dalam centhak untuk diminum.
  3. Ongkek: adalah keseluruhan dari kumpulan bonjor-bonjor dan centhak-centhak yang di pikul oleh seorang penjual toak untuk memudahkan pemindahan lokasi.
  4. Toak: adalah sejenis minuman keras yang dapat memabukkan khas daerah Tuban terbuat dari air dahan pohon Siwalan yang telah difermentasi. Buah Siwalan juga merupakan buah tangan khas Kabupaten Tuban. Sepanjang Jalan masuk menuju Kota Tuban dari arah Babat (atau jalan keluar Kota Tuban) akan dijumpai penjual Tuak, Legen, dan Siwalan di kanan dan kiri sepanjang jalan sebagai buah tangan. [minuman ini dipercaya dapat digunakan sebagai obat sakit kencing batu].
  5. Legen: adalah sejenis minuman khas daerah Tuban terbuat dari air dahan pohon Siwalan tanpa dilakukan fermentasi, rasanya manis khas dan tidak memabukkan.
  6. Ranggalawe: adalah Adipati Tuban zaman awal Kerajaan Majapahit [memiliki karakter kuat, keras, dan pro kebenaran], salah satu pejuang dan pendiri kerajaan Majapahit yang tersingkir dari kekuasaan Kerajaan Majapahit karena ulah pungawa (politik kekuasaan) lain yang akhirnya membangkang dan memberontak kerajaan Majapahit.


Kota Pudak, 24 Oktober 2007 [Kota Tuban dalam Angan]

No comments:

Sepetak Sajak

Kau tidak menyebut nama-Ku
kau menyebut namamu

(Gatoloco, Asmaradana, Goenawan Mohammad)

----

aku ingin mencintamu dengan membabi buta-
dengan sebotol racun yang diteguk Romeo
tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi

aku ingin kau mencintaiku dengan membabi buta
dengan sebilah belati yang ditikamkan Juliet
ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi

(Aku Ingin, Autobiografi, Saut Situmorang)