Thursday, November 8, 2007
Menyelami Senja
~ Dya ~
duduk bertiga
berpayung merah muda
berbagi cerita di rinai gerimis senja
diantara lalu lalang dan gelak tawa
di taman sederhana universitas kita
ah, kenapa tidak pergi saja
berteduh di teras universitas
menawar angin dan dingin
yang membelai senja
pintaku yang tak pernah terucap
lalu tak sengaja
kita pun beradu mata
kau sibakkan
hitam gelombang mahkota
sepanjang pinggang
tanpa senyum tanpa kata
hanya mata berbagi cita
di tatapan senja
dalam dudukmu
berpayung merah muda
dalam berdiriku
di bawah sebuah pohon yang entah
di rinai gerimis senja
aku mendekat
menatap
dengan getar ragu di dada
kau sebut sebuah doa dalam jabat kita
setelah kusebut pertanda
lalu,
kita pun melangkah dari mula
saling menyelami senja
di riuh lukaduka
Dya, bukankah selalu saja
kita melangkah dari mula?
karena lukaduka itu selalu
menghapus jejak langkah kita menuju
biduk
selaksa ombak
menghapus setiap jejak kayuh
dari nahkoda cinta
cemaskan kibaran layar setia
the picture taken from: http://www.fotosearch.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Sepetak Sajak
Kau tidak menyebut nama-Ku
kau menyebut namamu
(Gatoloco, Asmaradana, Goenawan Mohammad)----
aku ingin mencintamu dengan membabi buta-
dengan sebotol racun yang diteguk Romeo
tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi
aku ingin kau mencintaiku dengan membabi buta
dengan sebilah belati yang ditikamkan Juliet
ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi
(Aku Ingin, Autobiografi, Saut Situmorang)
No comments:
Post a Comment