Pages

Friday, February 18, 2011

Neraca

kami menyebutnya sebagai NERACA sebuah goresan tempat kami mencatat hasil penjumlahan dan pembilangan atau bahkan seringkali sebuah kelipatan atas perniagaan hidup yang kami lakukan. sebuah catatan yang tidak harus sesuai dengan perhitungan di lapangan namun dengan hasil sesuai dengan yang kami angan-pesankan.


kami menyebutnya sebagai NERACA sebuah simbol keseimbangan balasan bagi yang benar atau yang dusta, yang cinta atau yang alpa, yang bersih atau yang noda namun telah terbiasa menjadi sebuah tempat untuk mengabarkan, mengaburkan, dan menguburkan fakta-fakta sehingga yang dusta dan yang alpa yang noda dan yang cela masih dapat berlenggang melanjutkan hidup istimewa.


Engkau menyebutnya sebagai NERAKA sebuah tempat berkumpulnya segala dusta segala alpa segala noda segala cela dan segala yang sia-sia namun kami yakin bahwa Engkau hanya bermaksud membuat hati kami jerih dan jera karena sungguh kami percaya bahwa Mahakasih-Mu melebihi luasnya samudera.


Sidomoro, 18 Februari 2011

No comments:

Sepetak Sajak

Kau tidak menyebut nama-Ku
kau menyebut namamu

(Gatoloco, Asmaradana, Goenawan Mohammad)

----

aku ingin mencintamu dengan membabi buta-
dengan sebotol racun yang diteguk Romeo
tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi

aku ingin kau mencintaiku dengan membabi buta
dengan sebilah belati yang ditikamkan Juliet
ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi

(Aku Ingin, Autobiografi, Saut Situmorang)