terngiang sebuah derai tawa
ketika nanar matanya menatap nyala
menembus pada sebuah peraduan, pada suatu peristiwa
(yang nyaris sebuah bahagia)
pada hati yang kalut, berkabut
tidaklah cukup sebuah besaran cinta
sekuku hitam bagi belahan jiwa
pada hati yang cemburu, diburu
sepasang cicak mencipta
sebuah prahara
awan kepedihan bergelayutan
di langit hati
Prabu Malawapati
bunga-bunga di taman istana
tersengal oleh asap hitam kemuraman
dihembus nafas angin
gemeretak sisa bara
menyisa duka di sudut mata
menebar bisik sunyi di relung hati
ah, dinda, dinda, tidakkah hidup sebuah karunia
hingga kau lebih memilih sebuah bencana
memanggang cinta kita di tengah bara
langit pekat selimuti negeri Malawapati
ada yang sunyi, ada yang sendiri
terbawa arus dalam sebuah kepergian
Juli 2009
No comments:
Post a Comment