Pages

Wednesday, August 1, 2007

Ayah 2

di ritmis satu satu desah nafasmu
rinaiku tetap yang dulu
membiru menyuara membahana dilangit jiwa
menahan arak awan terjatuh titik rintiknya

di perih sayat – sayat keriput kulit tubuh dan keras hatimu
aku turut menyemainya
mengharu biru dalam polah kata dan sorot mata tak berasa
semeskipun semesta cinta seringkali hadir di badai kata

di alir air duka sudut – sudut matamu
aku tetap mengeja
menyala membara merisau masa depan semua
merenda segunung asa di tiada daya

kini di hening duduk diamku
aku menoreh semua warna
berasa menuai pelangi senja
mewujud indah bagi jiwa jiwa mencinta

kini di puji puja siang malamku
aku melafal mantra
berasa menyatu dalam duka lara
membias sirna dalam rela

Bojonegoro, 31 Juli 2007

No comments:

Sepetak Sajak

Kau tidak menyebut nama-Ku
kau menyebut namamu

(Gatoloco, Asmaradana, Goenawan Mohammad)

----

aku ingin mencintamu dengan membabi buta-
dengan sebotol racun yang diteguk Romeo
tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi

aku ingin kau mencintaiku dengan membabi buta
dengan sebilah belati yang ditikamkan Juliet
ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi

(Aku Ingin, Autobiografi, Saut Situmorang)