- untuk Ibu -
duduk di beranda bersama senja
mengurai getir genangan silam
jelang larut pada malam penuh gemawan
duduk di beranda bersama senja
mengurai getir genangan silam
jelang larut pada malam penuh gemawan
sudahlah Ibu,
yang telah pergi tak kan kembali
takdir sunyi tlah menghampiri
pada tiap-tiap yang berjiwa
menatapmu adalah samudra sunyi
menyimpan kelam di dasar hati
atas alir air keruh duka yang bermuara
dari anak-anak sungai perjuangan
adalah engkau, ibu
matahari pengagum malam
tersipu-sipu malu sembunyi diri
pada senjakala hari
mengintip malam di fajar hari
adalah engkau,ibu
matahari pengagum malam
sinarmu akan tetap mengabadi
pada tiap relung – relung sunyi
Kota Pudak, 23 Oktober 2007
1 comment:
Hiks... Membaca puisimu ini membuatku kangen pada Ibu di Indonesia. :(
Apakabarmu, Ibu...
Anakmu selalu menitipkan salam Piramida
kepadamu, Ibu...
Aku merindukan belaian kasihmu, Ibu!
I love you, Ibu!!!
So much...
Post a Comment