Wednesday, October 31, 2007
Ombak Tertusuk Hujan
:parangtritis dalam gathering
gugusan gemawan merangkak pelan
pekat berarak mendekat bumi
dongakandongakan wajah cemas
mengincar teduh di buram cuaca
sebenarnya tak ingin kami pergi
sebab matahari meminta kami bernyanyi
meninabobokan panas terik tidur di siang hari
dalam gigil dinginnya hati
ombakpun tertusuktusuk rinai kami
aduh deburnya meratap senyap
menahan luka dalam tak terperikan
lelah menyerah di tepitepi pasir parangtritis
adalah aku, ombak itu
yang tertusuktusuk senandung mimpimimpi
dalam dekap erat berlarilari
pergi dan mencari: dalam tatap berpasangpasang mata serigala
yang nyalangnya seperti pemilik surga
adalah aku, ombak itu
berjuang menyerah pada jalan indah kesunyian pantai
di dataran lembut pasir hati
setelah badai jiwa musti terlewati
tempat bersemayam sang Mahapasti
Parangtritis dalam kenangan, 30 Oktober 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Sepetak Sajak
Kau tidak menyebut nama-Ku
kau menyebut namamu
(Gatoloco, Asmaradana, Goenawan Mohammad)----
aku ingin mencintamu dengan membabi buta-
dengan sebotol racun yang diteguk Romeo
tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi
aku ingin kau mencintaiku dengan membabi buta
dengan sebilah belati yang ditikamkan Juliet
ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi
(Aku Ingin, Autobiografi, Saut Situmorang)
2 comments:
puisimu bagus, apalagi tentang parang tritis...
thanks jeng anin, sebenarnya mau berbalas puisi dengan jeng, tapi ngubek-ngubek otak tuk melahirkan puisi-puisianku gak muncul-muncul ya udah deh, nyerah
Post a Comment