Pages

Thursday, January 3, 2008

Ritus Putri Solo

di sejarah penuh darah
dan amarah
keringatmu merah berhamburan
jadi alas Negeri Dam(ned)
semilir anginnya sepoi membuai
hangatkan pesta para menner dan noni
(mungkin juga para nyai!)


di kebebasan penuh juang
dan harapan
keringatmu tetap merah bercucuran
jadi anggur perjamuan
memeriahkan kenduri
para petinggi dan politisi


tak hirau lekuk ceruk tubuhmu
tak lagi rupawan berkelakkelok
mengalirkan ngeri
mericikkan sunyi
menyisakan nyeri
dari hilir ke hulu


pada tiaptiap musim berganti
adalah ritus sang putri
menanggalkan helai demi helai
kutukan


Kota Pudak, 31 Desember 2007



Notes:
foto diambil dari dokumentasi Bazis Swadaya Graha yang memberikan bantuan kepada korban musibah banjir di Kota Bojonegoro

2 comments:

Anonymous said...

Artikel-artikel di blog ini bagus-bagus. Coba lebih dipopulerkan lagi di Lintasberita.com akan lebih berguna buat pembaca di seluruh tanah air. Dan kami juga telah memiliki plugin untuk Blogspot dengan installasi mudah. Salam!

http://www.lintasberita.com/Lokal/Rahasia_Kecil_Kebahagiaan/

Anonymous said...

Artikel-artikel di blog ini bagus-bagus. Coba lebih dipopulerkan lagi di Lintasberita.com akan lebih berguna buat pembaca di seluruh tanah air. Dan kami juga telah memiliki plugin untuk Blogspot dengan installasi mudah. Salam!

http://www.lintasberita.com/Lokal/Ritus_Putri_Solo/

Sepetak Sajak

Kau tidak menyebut nama-Ku
kau menyebut namamu

(Gatoloco, Asmaradana, Goenawan Mohammad)

----

aku ingin mencintamu dengan membabi buta-
dengan sebotol racun yang diteguk Romeo
tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi

aku ingin kau mencintaiku dengan membabi buta
dengan sebilah belati yang ditikamkan Juliet
ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi

(Aku Ingin, Autobiografi, Saut Situmorang)