Pages

Wednesday, March 5, 2008

Terdampar di Tanah Asing

pada suatu ketika terlontar aku dari rahim sunyi terdampar ke sebuah takdir negeri tempat dimana aku tumbuh mengeja dan mengkais-kais hidup bersama zaman

pada malam-malam muram aku berteriak sebagaimana zaman berontak aku berlagak sebagaimana zaman bertindak aku marah sebagaimana zaman memerah aku menghujat sebagaimana zaman mengumpat aku berduka sebagaimana zaman berkusut muka aku damba sebagaimana zaman mencinta aku terkejut sebaimana zaman bersungut-sungut aku tertawa sebagaimana zaman gembira

ketika t’lah serak aku berteriak muak aku berlagak penat aku menghujat lama aku berduka sirna aku damba takut aku terkejut lena aku tertawa berdenting suara-suara mungkin adalah jiwa atau entah siapa menikam dengan kata tanya tak terduga “siapakah aku?”

sejak itu dalam malam-malam panjang berderet-deret permohonan aku semakin jauh terlempar dan terdampar pada sebuah negeri semakin tak kukenali dengan masih tertikam kata tanya siapa aku.

Maret 2008

No comments:

Sepetak Sajak

Kau tidak menyebut nama-Ku
kau menyebut namamu

(Gatoloco, Asmaradana, Goenawan Mohammad)

----

aku ingin mencintamu dengan membabi buta-
dengan sebotol racun yang diteguk Romeo
tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi

aku ingin kau mencintaiku dengan membabi buta
dengan sebilah belati yang ditikamkan Juliet
ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi

(Aku Ingin, Autobiografi, Saut Situmorang)