Pages

Tuesday, March 8, 2011

Menari

kami ingin gerak kami semarak dan gemulainya menjadi laku kami sehari-hari, bukan hanya sekedar banyak lisan dan sedikit perbuatan yang menjadi pedoman kehidupan kami sehingga ketika besar kami menjadi sabar dan tak kasar kepada setiap orang, bahkan kepada orang-orang yang meskipun mereka sebut-sebut, apalagi bukan Engkau yang menyebut, sebagai yang mungkar.

kami ingin setiap liukan tubuh kami menuntun kami agar kami tak gagap oleh gempita kuasa dan silau kilau rupa benda seperti mereka yang seringkali telah gemakan suara dengan gegap gempita dan busungkan dada namun selalu membuat mereka menjadi pelupa ketika telah di atas kursi kuasa.

kami ingin tarian kami membahana menyihir setiap pasang mata menjadi kasih tatapnya dan gemulainya menggerakkan setiap raga dalam alunan madah cinta yang berkumandang dan bersemayam dalam setiap dada.

Sidomor, 8 Maret 2011

gambar diunduh dari sini: Spring Fever, work of Mary Leslie

1 comment:

wajdi said...

tarian kejujuran yang terlatih sejak azal meski tertatih menuju ajal di sini di sisi penuh hipokrisi utk nanti abadi

Sepetak Sajak

Kau tidak menyebut nama-Ku
kau menyebut namamu

(Gatoloco, Asmaradana, Goenawan Mohammad)

----

aku ingin mencintamu dengan membabi buta-
dengan sebotol racun yang diteguk Romeo
tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi

aku ingin kau mencintaiku dengan membabi buta
dengan sebilah belati yang ditikamkan Juliet
ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi

(Aku Ingin, Autobiografi, Saut Situmorang)