Pages

Friday, September 21, 2007

Cinta Monyet Hamba

ku ketuk diamMu dalam nyanyi sunyi
di lingkaran perjamuan anggur jiwa
berasa wajahMu yang tak pernah binasa
benderang di balik diam, cahaya di atas cahaya


lalu sapa mesra
uluran tangan-tangan perkasa dalam kidung fatwa pun bernada
”wahai jiwa pecinta, masuklah di hangat dekapKu, tenanglah di benteng langitKu”
”karena Kau dan Aku dalam satu”


gundah tengadah
debar menebar
rindu menderu
ayat-ayat menanti jawab


lalu tegak tersentak
temaram dibalik diam, semakin pekat menyelinap
di ritmis nafas mendesah
di setiap alir sel – sel merah darah

inilah cinta monyet hamba di belia jiwa
menghadapMu dalam pekat jiwa mendekatMu karena pesona dunia
ah, ingin ku kulum bibirMu dengan nafas bau
penuh seluruh rindu dendam dari hati terdalam


Kota Pudak, 21 September 2007

No comments:

Sepetak Sajak

Kau tidak menyebut nama-Ku
kau menyebut namamu

(Gatoloco, Asmaradana, Goenawan Mohammad)

----

aku ingin mencintamu dengan membabi buta-
dengan sebotol racun yang diteguk Romeo
tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi

aku ingin kau mencintaiku dengan membabi buta
dengan sebilah belati yang ditikamkan Juliet
ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi

(Aku Ingin, Autobiografi, Saut Situmorang)