Pages

Tuesday, November 25, 2008

Setitik Penanda Yang Tak Kau Pahami

~ Nurma Santi ~

SELAMAT menjadi perempuan
sesungguhnya

perempuan yang dipuji-puja
seisi dunia

ketika sepasang bibir
mungil tak begitu
fasih memanggil-manggilmu:

Ibu, Ibu, Ibu !

kataku
kepada sebuah kenangan
yang hadir diam-diam
menerobos dari celah
masa silam

pada renyah tawa-candamu
pernah aku sembunyikan
beberapa sisa luka
di sini di hilir hati

memberimu setitik penanda
berharap diam-diam kita
membangun sebuah tangga
menerobos lorong
masa depan

dan di malam-malam
lelahmu, pernah
sungguh ingin ku serahkan
satu-satunya
hatiku

namun hari-hari terlewati
hanyalah perjumpaan
hanyalah keceriaan
berakhir kekecewaan
ketika harapan
tak juga datang



ah, hatiku yang tak mau
berbagi
ah, hatimu yang tak mau
mengerti

kita pun tak pernah menghapus
pada jejak-jejak yang tak pernah
kita pijak

kini aku hanya bisa berucap
SELAMAT menjadi perempuan
sesungguhnya
perempuan yang dipuji-puja
seisi dunia


November 2008

No comments:

Sepetak Sajak

Kau tidak menyebut nama-Ku
kau menyebut namamu

(Gatoloco, Asmaradana, Goenawan Mohammad)

----

aku ingin mencintamu dengan membabi buta-
dengan sebotol racun yang diteguk Romeo
tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi

aku ingin kau mencintaiku dengan membabi buta
dengan sebilah belati yang ditikamkan Juliet
ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi

(Aku Ingin, Autobiografi, Saut Situmorang)