Pages

Saturday, November 20, 2010

Memandangmu dari Sisi Benakku

melihatmu dari sisi benakku

diantara cahaya mata terpaku

juga pada redup matamu

temaram siluetmu

di antara celah-celah bidai bambu

membayang samar pada pagar

mengisahkan kedalaman duka

atau rasa rindu yang masih tersisa

memisahkan antara benar dan alpa

dalam jazirah perjalanan luka


engkau berdiri menepi

mungkin itu sebuah isyarat

engkau telah jenuh menanti

atau telah tak ada arti

ribuan jarak yang terlewati

entah apa yang engkau cari

diantara beribu ujung argumentasi

mungkin mempertahankan eksistensi


tak ada warna abu-abu di langit kita

karena Tuan kita hanya memberi

dua warna antara mawar atau melati

yang tertanam pada masing-masing hati



Semarang, 20 November 2010

1 comment:

wajdi said...

jazirah perjalanan luka melelahkan. membawa pada muara mawar atau melati, terpaksa atau tunduk hati

Sepetak Sajak

Kau tidak menyebut nama-Ku
kau menyebut namamu

(Gatoloco, Asmaradana, Goenawan Mohammad)

----

aku ingin mencintamu dengan membabi buta-
dengan sebotol racun yang diteguk Romeo
tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi

aku ingin kau mencintaiku dengan membabi buta
dengan sebilah belati yang ditikamkan Juliet
ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi

(Aku Ingin, Autobiografi, Saut Situmorang)