~ Met ultah Yank (16 Des) ~
entah sampai dimana buih-buih
kata-kata kita mengembara
mungkin serupa puisi
melangit bersama jiwa-jiwa
pencinta
di sini
di sebuah ruang dan waktu
yang entah
pernah kita berbincang
dalam derai tawa panjang
tentang rumah impian cinta
sebuah tempat teduh
sederhana
melingkar tak bersudut
serupa cincin tersematkan
dengan jari manis sebagai kaktus
pada taman bebunga ditengah-tengahnya
aku dan engkau menjadi kaca
saling bercermin dan menjaga
bukankah itu satu dari tak banyak
mimpi-mimpi kita tentang suatu masa
menanti kita menuju kepadanya?
akan kita bangun dia
persis serupa
tak kurang dan tak lebih
sedikitpun wujudnya
namun, entah sampai kapan buih-buih
kata-kata kita menjelma
serupa puisi mengangkasa bersama
para pencari menyelami nyeri
sedangkan jarak masih saja
menebar resah
membuat tabir pemisah
hingga hari-hari kita
ditingkapi rasa gelisah
dan bersalah
inilah sebuah jarak
menunggu kita pijakkan jejak-jejak kita
dengan hati bersenandung madah cinta
sebagai puisi perjalanan menuju takdir pertemuan
Desember 2008
3 comments:
puisi yg bagus awie.. salam kenal yaa..
Walau pun konpensional,ungkapan sederhana, diksinya bersahaja namun punya kekuatan puitis. Aku suka puisi seperti ini. Sajak atau berupa tulisan sastra apa saja adalah untuk pembaca. Apalah gunanya jika tulisan cuma untuk diri sendiri ? Terus berkarya. Salam sastra.
Saya setuju dgn Mr Arsyad.
Saya juga suka puisi ini.
flow yg simple utk difahami, tp pengolahannya tak kalah kreatif.
:-)
Post a Comment